Kamis, 22 Januari 2015

USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

UKM tentang Keripik singkong



1. Kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan
 Singkong lebih dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu. Secara keseluruhan tumbuhan ini telah dimanfaatkan, baik daun maupun akarnya. Bagian akar disebut juga umbi, dengan dagingnya berwarna putih atau kekuning-kuningan bila dalam keadaan segar. Umbi singkong tidak tahan disimpan lama tanpa perlakuan khusus setelah dipanen kurang lebih selama dua hari. Pada saat itu, singkong telah mengandung racun yang ditandai oleh perubahan warna daging buahnya menjadi biru gelap. Racun itu adalah asam sianida.    
 Ada beberapa jenis singkong yang dikembangkan di Indonesia. Jenis atau varietas singkong digolongkan berdasarkan kadar asam sianida yang dikandungnya. Ada jenis singkong manis dan singkong pahit. Singkong manis dapat digunakan langsung karena mempunyai kadar asam sianida relatif rendah. Yakni kadarnya di bawah 40 mg asam sianida per kilogram (kg) umbi yang masih segar. Kadar sianida di bawah 40 mg dapat hilang ketika singkong dibilas air atau dimasak sampai matang, sehingga tetap menjadikan umbi singkong tidak dapat dikonsumsi secara langsung dalam keadaan mentah. Untuk kelompok singkong manis, diantaranya gading, adira I, mangi, betawi, metega, randu ranting, dan kaliki. Jenis singkong pahit mempunyai kadar asam sianida di atas 50 mg/kg umbi segar. Umumnya  digunakan untuk keperluan industri, seperti industri tapioka. Golongan singkong pahit adalah basiorao,  adira IV, muara, tapikuru, bogor, adira II, dan SPP. Berdasarkan penelitian beberapa ahli, dikatakan bahwa semakin tinggi kadar asam sianida dalam umbi, maka rasanya akan semakin pahit. Beberapa cara telah diterapkan untuk mengurangi senyawa racun itu, seperti perebusan, pemanasan, pengukusan, pencucian, dan pengeringan. Cara pencucian tergolong efektif untuk mengurangi racun sianida  karena asam sianida mudah terlepas ke dalam air rendaman. Sementara cara pengeringan dapat menguapkan senyawa beracun tersebut. ( Husniati, 2010)
Hal terpenting untuk diperhatikan dalam menghidangkan aneka macam makanan dari bahan singkong yang aman dari racun ini adalah memilih umbi singkong dari jenis singkong manis dan melakukan proses pencucian seperti yang dianjurkan. Kadar asam sianida yang rendah di bawah 40 mg/kg umbi segar relatif aman, tidak membahayakan kesehatan, dan berasa manis. Karena itu, apabila mengkonsumsi umbi singkong dan beberapa jenis umbi - umbi lain yang mengandung sianida, sebaiknya memilih jenis umbi yang memiliki kadar asam sianida rendah dan masih dalam keadaan segar serta memperhatikan cara pengolahan untuk menghilangkan racunnya.
2.2  Pembuatan keripik singkong
Pembuatan keripik singkong sangat sederhana dan tidak dibutuhkan keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik dan juga teknik pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik singkong yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah singkong yang masih muda yang berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki banyak serat, dan diolah ketika singkong masih dalam keadaan segar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan keripik singkong adalah singkong, garam, bawang putih, air kapur sirih, air dan minyak goreng. Tahap-tahap pembuatan keripik singkong adalah sebagai berikut :
1.    Langkah awal pembuatan keripik singkong diawali dari memanen singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan. Dipilih singkong yang tidak terlalu tua, karena biasanya singkong yang tua cenderung lebih keras dibandingkan singkong yang muda.
2.    Singkong yang sudah dipanen lalu dibersihkan  dari kulit arinya,pembersihan ini dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari yang tersisa kemudian dicuci hingga bersih. Jika sudah di cuci dengan bersih, singkong tersebut di iris - iris. Pengirisan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal dan horizontal, menurut selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis dan rata agar tidak keras.
3.    Bawang putih dan garam dihaluskan,kemudian dimasukkan ke dalam air,dan ditambahkan sedikit air kapur sirih.
4.    Kemudian irisan singkong dimasukkan ke dalam air yang sudah dibumbui lalu direndam ( sekitar setengah jam atau semalaman agar bumbunya meresap). Setelah itu ditiriskan, singkong yang telah direndam tersebut dikeringkan hingga benar - benar kering tanpa terkena sinar matahari secara langsung.
5.    Setelah singkong selesai dibersihkan dan diiris, kemudian masuk ke tahap penggorengan. Di saat menggoreng singkong, harus selalu dilakukan pengecekan agar tidak lengket satu sama yang lain. Dan dipastikan minyak untuk menggoreng singkong dalam keadaan cukup panas.
6.    Setelah keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna kecoklatan), keripik singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap masuk ketahap berikutnya yaitu proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini tidak boleh sembarangan mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar kemasan tertutup dengan benar. ( Adijaya, 2012)
2.3 Perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung       dengan penjualan singkong sebagai keripik.
Dalam berwirausaha tujuan yang paling utama ialah memperoleh keuntungan. Untuk menanam singkong, rata-rata petani mengeluarkan modal kerja sekitar Rp 500.000,00 per hektar per musim tanam. Setelah 9 bulan sampai 1 tahun, mereka akan panen sekitar 10 ton singkong segar. Kalau disaat panen harga singkong Rp 500,00 per kg, petani akan memperoleh pemasukan sebesar Rp 5.000.000,00. Keuntungan mereka sebesar 900% dari modal kerja dalam kurun waktu 1 tahun. Sebuah prosentase keuntungan yang cukup baik. Pendapatan mereka dari singkong memang sangat besar prosentasenya, namun secara nominal petani singkong tidak akan dapat hidup dari komoditas tersebut. Itulah sebabnya harus ada suatu pemanfaatan singkong menjadi produk dengan nilai jual yang lebih  tinggi, salah satunya adalah dengan membuat usaha keripik singkong.
Dalam usaha keripik singkong, selain menggunakan singkong sebagai bahan utamanya juga diperlukan alat - alat dan bahan yang lain dalam proses pembuatannya. Sehingga selain modal awal penanaman singkong, juga diperlukan biaya produksi. Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam  proses pembuatan keripik dengan asumsi singkong yang digunakan sebesar 500 kg per produksinya.
a.    Peralatan yang digunakan untuk produksi.
No
Jenis Alat
Jumlah (Unit)
Harga (Rp/unit)
Usia Usaha (th)
1
Penggorengan
2
50.000
5
2
Pisau
10
10.000
5
3
Kompor gas
2
200.000
5
4
Sarung tangan
2
5.000
1
5
Plastik
20
5.000
-
b.    Bahan baku  yang digunakan dalam sekali proses produksi.
No
Nama bahan baku
Jumlah(kg)
Harga (Rp)
1
Garam
10
1.000/kg
2
Bawang putih
10
15.000/kg
3
Minyak goreng
100
7 .000/kg
4
Kapur sirih
4
20.000/L
c.    Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha.
No
Jumlah tenaga kerja
TKDK
TKLK
Pria
Wanita
Pria
Wanita
3
-
4
2
                   Keterangan :
                   TKDK : Tenaga kerja dalam keluarga
                   TKLK : Tenaga kerja luar keluarga
                   Upah tenaga kerja :
                          Pria                     : Rp.  30.000/ HKP
                          Wanita               : Rp.  30.000/HKP
                          Jam kerja            : 4-6 jam/hari
d.   Harga hasil produksi.
No
Satuan
Harga(Rp)
1
1
5. 000
2.3.1 Analisis usaha
Diasumsikan dalam satu kali proses produksi rata - rata dihasilkan 1000  bungkus keripik dengan harga produk Rp 5.000,00 per bungkus. Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan setiap pekerjaan selesai dilakukan. Perhitungan biaya produksi dan keuntungannya adalah sebagai berikut :
1. Biaya Variabel
Jumlah
@(Rp)
Total(Rp)
TLKL
4
35.000
140.000
Bawang putih
10 kg
15.000
150.000
Garam
10 kg
1.000
10.000
Minyak goreng
100 kg
7.000
700.000
Plastik
10 pack
5.000
50.000
Kapur sirih
4 kg
20.000
80.000
Total
1.130.000
     2. Biaya Tetap
Nama Alat
Jumlah
@ (Rp)
Umur Ekonomis
Total (Rp) setelah Penyusutan per tahun
Kompor gas
2 buah
200.000
5
400.000
Penggorengan
2 buah
50.000
5
10.0000
Sarung tangan
2 buah
5.000
1
100.00
Pisau
10 buah
10.000
4
100.000
TKDK
4
35.000
-
140.000
Total
750.000
     3. Total Biaya
         Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap 
                           = Rp 1.130.000,00 + Rp 750.000,00
                           = Rp 1.880.000,00
     4. Penerimaan Kotor
         Penerimaan Kotor = Jumlah produksi x Harga produksi
                                      = 1000 x Rp 5.000,00
                                      = Rp 5.000.000,00
     5. Pendapatan Bersih
         Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor –  Total biaya
                                       = Rp 5 000.000,00  – Rp 1.880.000,00
                                       = Rp 3.120. 000,00
     6. Pendapatan Keluarga
         Pendapatan Keluarga = Pendapatan bersih + Biaya tetap
                                           = Rp 3.120.000,00 + Rp 750.000,00
                                           = Rp 3.870.000,00
    Keuntungan dari hasil produksi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan usaha tani selanjutnya karena dari keuntungan yang diperoleh, setelah dapat mencukupi kebutuhan hidup masih ada uang yang tersisa yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha tani selanjutnya.  Dengan asumsi bahan baku singkong yang digunakan dalam proses produksi sebesar 500 kg diperoleh keuntungan sekitar Rp 3.120.000,00. Sehingga jika 1 hektar tanah dapat menghasilkan 10 ton singkong, maka keuntungannya adalah Rp 62.400.000,00. Dengan usaha keripik ini, tentu akan diperoleh keuntungan yang lebih besar yang dapat meningkatkan penghasilan petani dibandingkan jika hanya menjual singkong secara langsung.




UKM Membuat Pakan Ternak Sapi Potong Modern

Jumpa lagi dengan kami tim usahaternak, masih tetap membahas tentang kiat usaha beternak sapi. Kali ini kami akan mengulas cara membuat dan apa saja bahan pakan ternak sapi potong yang baik sehingga hasil ternak sapi bisa sukses. Semua peternak pasti menginginkan ternaknya sehat, gemuk, dan berkualitas dengan modal dan bahan seminimal mungkin sehingga keuntungan lebih bisa didapat. Beberapa peternak mengalami kesulitan untuk menentukan pakan yang sesuai standar dan komplit nutrisi, kasus yang sering ditemukan adalah ketidakcocokan pakan yang diberikan pada sapi yang ditujukan untuk dipotong. Melalui artikel ini, kami mencoba memberikan penjelasan ringkas dan tepat pada para peternak sehingga tidak lagi mengalami kesulitan lagi dalam menentukan pakan untuk sapi peliharaannya agar mendapatkan hasil maksimal.
Bahan pakan sapi potong ini dapat diaplikasikan pada penggemukan semua sapi potong seperti sapi ongole, sapi bali, dan sapi madura agar daging konsumsinya banyak dan berkualitas. Perlu diketahui bahwa secara alami pertambahan berat badan sapi di kisaran 500 gram – 1000 gram/ hari. Namun untuk mewujudkan itu cara pemberian konsentrat hormon pertumbuhan belum distandarisasi secara resmi oleh dinas peternakan. Salah satu kendala yang sering dihadapi peternak adalah masalah keterbatasan pakan. Maka berbagai solusi pakan alternatif yang efektif untuk penggemukan sapi potong terus diupayakan, beberapa alternatif yang diperoleh adalah dengan membuat pakan fermentasi dengan media pakan konsentrat alami yang akan kami bahas langsung pada artikel ini.


cara Membuat Pakan Ternak Sapi Potong Modern
Pemberian konsentrat sudah menjadi alternatif penggemukan sapi modern
Konsentrat Sebagai Pakan Sapi Potong

Konsentrat merupakan salah satu media pakan yang bisa dibilang wajib bagi para peternak semua jenis sapi yang mengejar penggemukan sapi terutama sapi potongnya. Konsentrat juga dikenal sebagai bahan pakan yang kadar nutrisi protein tinggi dan karbohidrat serta kadar serat kasar yang rendah (dibawah 18%). Untuk membuat konsentrat yang baik ada beberapa kombinasi bahan alami/organik yang dapat kita gunakan sebagai komposisi pembuatan konsentrat yang baik. Bahan-bahan komposisi konsentrat yang umum digunakan dan mudah didapat antara lain sebagai berikut

  • Dedak (bekatul) dengan komposisi 70% atau 75% atau dapat diganti dengan alternatif berupa batang rumbia yang didalamnya terdapat sagu rumbia. Penggantian dengan batang rumbia tentu memiliki alasan tersendiri selain secara ekonomis harga batang rumbia lebih murah dari bekatul/dedak karena banyak juga dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Secara kandungan nutrisi batang rumbia memiliki karbohidrat yang cukup tinggi. Batang rumbia dapat diolah dengan cara dikupas kulit terluarnya lalu hancurkan batang rumbia yang telah dikupas dengan mesin atau manual dengan cara dicincang menjadi ukuran 0.5 cm atau lebih kecil. Terakhir rendam hasil cincangan dengan air, biarkan selama sehari dan berikan pada sapi.
  • Jagung giling dengan komposisi 8%-10% sebagai penambah nutrisi terutama kebutuhan serat dan lemak kasar yang tidak ada pada dedak. Sehingga apabila jagung giling dan dedak dikombinasikan akan saling melengkapi. 
  • Bungkil kelapa dengan komposisi 10%-15% atau dapat diganti bungkil kacang tanah atau kedelai tentunya dengan kandungan nutrisi yg berbeda-beda. Bungkil kelapa merupakan hasil sisa dari pembuatan dan pemerasan minyak kelapa yang diperoleh dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu dimana berperan sebagai sumber protein. 
  • Tepung tulang atau kalsium dengan komposisi 2%-5% sebagai pelengkap kebutuhan akan mineral terutama kalsium juga sebagai penambah protein. 
  • Garam dapur dengan komposisi sebesar 2% sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mineral. 
  • Bila diperlukan bisa diberikan tambahan vitamin yang sudah banyak digunakan sebagai pelengkap kebutuhan micro, tetapi tetap berpatokan pada dosis yang ditentukan, jangan sampai berlebihan.

Dosis & Kapan Pemberian Konsentrat Pakan Sapi Potong

Dosis yang tepat pemberian pakan konsentrat ini adalah diberikan sebagai makanan penguat/extra pada ternak sapi potong di samping makanan pokok yang utama berupa rumput segar dan hijau. Perbandingan pemberian pakan pokok (hijauan) dan konsentrat untuk pakan penggemukan sapi adalah antara 30% : 70% atau maksimal 20% : 80% . Waktu pemberian konsentrat yang baik dilakukan sekali setiap hari pada pagi hari sebelum diberi makanan utama berupa rumput. Dri hasil penelitian juga ditemukan bahwa urutan pemberian konsentrat lebih dahulu sebelum makanan utama (hijauan) lebih efektif untuk meningkatkan berat badan karena pemberian konsentrat lebih dahulu bertujuan untuk memberikan energi yang lebih besar kepada mikroba rumen untuk mencerna makanan pokok (rumput, dsb.) Dengan menerapkan cara pakan ternak sapi potong seperti ini, bukan tidak mungkin bobot sapi potong anda akan meningkat dua kali lipat.

NPM: 1211050158
NAMA:LENI ANGGRAENI
KELAS: PO3