1.
Kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan
Singkong lebih dikenal
sebagai ketela pohon atau ubi kayu. Secara keseluruhan tumbuhan ini telah
dimanfaatkan, baik daun maupun akarnya. Bagian akar disebut juga umbi, dengan
dagingnya berwarna putih atau kekuning-kuningan bila dalam keadaan segar. Umbi
singkong tidak tahan disimpan lama tanpa perlakuan khusus setelah dipanen
kurang lebih selama dua hari. Pada saat itu, singkong telah mengandung racun
yang ditandai oleh perubahan warna daging buahnya menjadi biru gelap. Racun itu
adalah asam sianida.
Ada beberapa jenis singkong
yang dikembangkan di Indonesia. Jenis atau varietas singkong digolongkan
berdasarkan kadar asam sianida yang dikandungnya. Ada jenis singkong manis dan
singkong pahit. Singkong manis dapat digunakan langsung karena mempunyai kadar
asam sianida relatif rendah. Yakni kadarnya di bawah 40 mg asam sianida per
kilogram (kg) umbi yang masih segar. Kadar sianida di bawah 40 mg dapat hilang
ketika singkong dibilas air atau dimasak sampai matang, sehingga tetap
menjadikan umbi singkong tidak dapat dikonsumsi secara langsung dalam keadaan
mentah. Untuk kelompok singkong manis, diantaranya gading, adira I, mangi, betawi,
metega, randu ranting, dan kaliki. Jenis singkong pahit mempunyai kadar asam
sianida di atas 50 mg/kg umbi segar. Umumnya
digunakan untuk keperluan industri, seperti industri tapioka. Golongan
singkong pahit adalah basiorao, adira IV,
muara, tapikuru, bogor, adira II, dan SPP. Berdasarkan penelitian beberapa ahli,
dikatakan bahwa semakin tinggi kadar asam sianida dalam umbi, maka rasanya akan
semakin pahit. Beberapa cara telah diterapkan untuk mengurangi senyawa racun
itu, seperti perebusan, pemanasan, pengukusan, pencucian, dan pengeringan. Cara
pencucian tergolong efektif untuk mengurangi racun sianida karena asam sianida mudah terlepas ke dalam
air rendaman. Sementara cara pengeringan dapat menguapkan senyawa beracun
tersebut. ( Husniati, 2010)
Hal terpenting untuk diperhatikan dalam menghidangkan aneka macam
makanan dari bahan singkong yang aman dari racun ini adalah memilih umbi
singkong dari jenis singkong manis dan melakukan proses pencucian seperti yang
dianjurkan. Kadar asam sianida yang rendah di bawah 40 mg/kg umbi segar relatif
aman, tidak membahayakan kesehatan, dan berasa manis. Karena itu, apabila mengkonsumsi
umbi singkong dan beberapa jenis umbi - umbi lain yang mengandung sianida,
sebaiknya memilih jenis umbi yang memiliki kadar asam sianida rendah dan masih dalam
keadaan segar serta memperhatikan cara pengolahan untuk menghilangkan racunnya.
2.2 Pembuatan keripik
singkong
Pembuatan keripik singkong sangat sederhana dan tidak dibutuhkan keahlian
khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik pembuatannya.
Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik dan juga teknik
pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik singkong yang enak dan
renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah singkong yang masih muda yang
berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki banyak serat, dan diolah ketika singkong
masih dalam keadaan segar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan keripik singkong adalah
singkong, garam, bawang putih, air kapur sirih, air dan minyak goreng. Tahap-tahap
pembuatan keripik singkong adalah sebagai berikut :
1.
Langkah awal pembuatan keripik singkong diawali
dari memanen singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan. Dipilih singkong yang
tidak terlalu tua, karena biasanya singkong yang tua cenderung lebih keras dibandingkan
singkong yang muda.
2.
Singkong
yang sudah dipanen lalu dibersihkan dari kulit arinya,pembersihan ini
dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari yang tersisa kemudian dicuci hingga
bersih. Jika sudah di cuci dengan bersih, singkong tersebut di iris - iris.
Pengirisan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal dan horizontal,
menurut selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis dan rata agar tidak keras.
3.
Bawang putih dan garam
dihaluskan,kemudian dimasukkan ke dalam air,dan ditambahkan sedikit air kapur
sirih.
4.
Kemudian irisan singkong
dimasukkan ke dalam air yang sudah dibumbui lalu direndam ( sekitar setengah
jam atau semalaman agar bumbunya meresap). Setelah itu ditiriskan, singkong
yang telah direndam tersebut dikeringkan hingga benar - benar kering tanpa
terkena sinar matahari secara langsung.
5.
Setelah singkong
selesai dibersihkan dan diiris, kemudian masuk ke tahap penggorengan. Di saat
menggoreng singkong, harus selalu dilakukan pengecekan agar tidak lengket satu
sama yang lain. Dan dipastikan minyak untuk menggoreng singkong dalam keadaan
cukup panas.
6.
Setelah keripik matang (bagian
tepi irisan singkong bewarna kecoklatan), keripik singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap
masuk ketahap berikutnya yaitu proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini tidak boleh
sembarangan mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar kemasan tertutup dengan benar. (
Adijaya, 2012)
2.3 Perbandingan
keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan penjualan singkong sebagai
keripik.
Dalam berwirausaha tujuan yang paling utama ialah memperoleh
keuntungan. Untuk menanam singkong, rata-rata petani mengeluarkan modal kerja
sekitar Rp 500.000,00 per hektar per musim tanam. Setelah 9 bulan sampai 1
tahun, mereka akan panen sekitar 10 ton singkong segar. Kalau disaat panen
harga singkong Rp 500,00 per kg, petani akan memperoleh pemasukan sebesar
Rp 5.000.000,00. Keuntungan mereka sebesar 900% dari modal kerja dalam kurun
waktu 1 tahun. Sebuah prosentase keuntungan yang cukup baik. Pendapatan mereka
dari singkong memang sangat besar prosentasenya, namun secara nominal petani
singkong tidak akan dapat hidup dari komoditas tersebut. Itulah sebabnya harus
ada suatu pemanfaatan singkong menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi, salah satunya adalah dengan membuat
usaha keripik singkong.
Dalam usaha keripik singkong, selain menggunakan singkong sebagai bahan
utamanya juga diperlukan alat - alat dan bahan yang lain dalam proses
pembuatannya. Sehingga selain modal awal penanaman singkong, juga diperlukan
biaya produksi. Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam proses pembuatan keripik dengan asumsi
singkong yang digunakan sebesar 500 kg per produksinya.
a.
Peralatan
yang digunakan untuk produksi.
No
|
Jenis Alat
|
Jumlah (Unit)
|
Harga (Rp/unit)
|
Usia Usaha (th)
|
1
|
Penggorengan
|
2
|
50.000
|
5
|
2
|
Pisau
|
10
|
10.000
|
5
|
3
|
Kompor gas
|
2
|
200.000
|
5
|
4
|
Sarung tangan
|
2
|
5.000
|
1
|
5
|
Plastik
|
20
|
5.000
|
-
|
b.
Bahan baku yang digunakan
dalam sekali proses produksi.
No
|
Nama bahan baku
|
Jumlah(kg)
|
Harga (Rp)
|
1
|
Garam
|
10
|
1.000/kg
|
2
|
Bawang putih
|
10
|
15.000/kg
|
3
|
Minyak goreng
|
100
|
7 .000/kg
|
4
|
Kapur sirih
|
4
|
20.000/L
|
c.
Jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam usaha.
No
|
Jumlah tenaga kerja
|
|||
TKDK
|
TKLK
|
|||
Pria
|
Wanita
|
Pria
|
Wanita
|
|
3
|
-
|
4
|
2
|
Keterangan :
TKDK
: Tenaga kerja dalam keluarga
TKLK
: Tenaga kerja luar keluarga
Upah tenaga
kerja :
Pria : Rp. 30.000/ HKP
Wanita
: Rp. 30.000/HKP
Jam kerja : 4-6 jam/hari
d.
Harga hasil produksi.
No
|
Satuan
|
Harga(Rp)
|
1
|
1
|
5. 000
|
2.3.1 Analisis usaha
Diasumsikan dalam satu kali proses produksi rata - rata dihasilkan
1000 bungkus keripik dengan harga produk
Rp 5.000,00 per bungkus. Pembayaran
upah tenaga kerja dilakukan setiap pekerjaan selesai dilakukan. Perhitungan
biaya produksi dan keuntungannya adalah sebagai berikut :
1. Biaya Variabel
Jumlah
|
@(Rp)
|
Total(Rp)
|
|
TLKL
|
4
|
35.000
|
140.000
|
Bawang putih
|
10 kg
|
15.000
|
150.000
|
Garam
|
10 kg
|
1.000
|
10.000
|
Minyak goreng
|
100 kg
|
7.000
|
700.000
|
Plastik
|
10 pack
|
5.000
|
50.000
|
Kapur sirih
|
4 kg
|
20.000
|
80.000
|
Total
|
1.130.000
|
2.
Biaya Tetap
Nama Alat
|
Jumlah
|
@ (Rp)
|
Umur Ekonomis
|
Total (Rp) setelah
Penyusutan per tahun
|
Kompor gas
|
2 buah
|
200.000
|
5
|
400.000
|
Penggorengan
|
2 buah
|
50.000
|
5
|
10.0000
|
Sarung tangan
|
2 buah
|
5.000
|
1
|
100.00
|
Pisau
|
10 buah
|
10.000
|
4
|
100.000
|
TKDK
|
4
|
35.000
|
-
|
140.000
|
Total
|
750.000
|
3. Total Biaya
Total
biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp
1.130.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp
1.880.000,00
4. Penerimaan Kotor
Penerimaan Kotor = Jumlah produksi x Harga
produksi
= 1000 x Rp 5.000,00
= Rp 5.000.000,00
5. Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
= Rp 5 000.000,00 – Rp 1.880.000,00
= Rp 3.120. 000,00
6. Pendapatan Keluarga
Pendapatan Keluarga = Pendapatan bersih +
Biaya tetap
= Rp 3.120.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp 3.870.000,00
UKM Membuat Pakan Ternak Sapi Potong Modern
Jumpa lagi dengan kami tim
usahaternak, masih tetap membahas tentang kiat usaha beternak sapi. Kali
ini kami akan mengulas cara membuat dan apa saja bahan pakan ternak sapi potong
yang baik sehingga hasil ternak sapi bisa sukses. Semua peternak pasti
menginginkan ternaknya sehat, gemuk, dan berkualitas dengan modal dan
bahan seminimal mungkin sehingga keuntungan lebih bisa didapat. Beberapa
peternak mengalami kesulitan untuk menentukan pakan yang sesuai standar
dan komplit nutrisi, kasus yang sering ditemukan adalah ketidakcocokan
pakan yang diberikan pada sapi yang ditujukan untuk dipotong. Melalui
artikel ini, kami mencoba memberikan penjelasan ringkas dan tepat pada
para peternak sehingga tidak lagi mengalami kesulitan lagi dalam
menentukan pakan untuk sapi peliharaannya agar mendapatkan hasil
maksimal.
Bahan
pakan sapi potong ini dapat diaplikasikan pada penggemukan semua sapi
potong seperti sapi ongole, sapi bali, dan sapi madura agar daging
konsumsinya banyak dan berkualitas. Perlu diketahui bahwa secara alami
pertambahan berat badan sapi di kisaran 500 gram – 1000 gram/ hari.
Namun untuk mewujudkan itu cara pemberian konsentrat hormon pertumbuhan
belum distandarisasi secara resmi oleh dinas peternakan. Salah satu
kendala yang sering dihadapi peternak adalah masalah keterbatasan pakan.
Maka berbagai solusi pakan alternatif yang efektif untuk penggemukan
sapi potong terus diupayakan, beberapa alternatif yang diperoleh adalah
dengan membuat pakan fermentasi dengan media pakan konsentrat alami yang akan kami bahas langsung pada artikel ini.
Konsentrat Sebagai Pakan Sapi PotongPemberian konsentrat sudah menjadi alternatif penggemukan sapi modern |
Konsentrat merupakan salah satu media pakan yang bisa dibilang wajib bagi para peternak semua jenis sapi yang mengejar penggemukan sapi terutama sapi potongnya. Konsentrat juga dikenal sebagai bahan pakan yang kadar nutrisi protein tinggi dan karbohidrat serta kadar serat kasar yang rendah (dibawah 18%). Untuk membuat konsentrat yang baik ada beberapa kombinasi bahan alami/organik yang dapat kita gunakan sebagai komposisi pembuatan konsentrat yang baik. Bahan-bahan komposisi konsentrat yang umum digunakan dan mudah didapat antara lain sebagai berikut
- Dedak (bekatul) dengan komposisi 70% atau 75% atau dapat diganti dengan alternatif berupa batang rumbia yang didalamnya terdapat sagu rumbia. Penggantian dengan batang rumbia tentu memiliki alasan tersendiri selain secara ekonomis harga batang rumbia lebih murah dari bekatul/dedak karena banyak juga dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Secara kandungan nutrisi batang rumbia memiliki karbohidrat yang cukup tinggi. Batang rumbia dapat diolah dengan cara dikupas kulit terluarnya lalu hancurkan batang rumbia yang telah dikupas dengan mesin atau manual dengan cara dicincang menjadi ukuran 0.5 cm atau lebih kecil. Terakhir rendam hasil cincangan dengan air, biarkan selama sehari dan berikan pada sapi.
- Jagung giling dengan komposisi 8%-10% sebagai penambah nutrisi terutama kebutuhan serat dan lemak kasar yang tidak ada pada dedak. Sehingga apabila jagung giling dan dedak dikombinasikan akan saling melengkapi.
- Bungkil kelapa dengan komposisi 10%-15% atau dapat diganti bungkil kacang tanah atau kedelai tentunya dengan kandungan nutrisi yg berbeda-beda. Bungkil kelapa merupakan hasil sisa dari pembuatan dan pemerasan minyak kelapa yang diperoleh dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu dimana berperan sebagai sumber protein.
- Tepung tulang atau kalsium dengan komposisi 2%-5% sebagai pelengkap kebutuhan akan mineral terutama kalsium juga sebagai penambah protein.
- Garam dapur dengan komposisi sebesar 2% sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mineral.
- Bila diperlukan bisa diberikan tambahan vitamin yang sudah banyak digunakan sebagai pelengkap kebutuhan micro, tetapi tetap berpatokan pada dosis yang ditentukan, jangan sampai berlebihan.
Dosis & Kapan Pemberian Konsentrat Pakan Sapi Potong
Dosis yang tepat pemberian pakan konsentrat ini adalah diberikan sebagai makanan penguat/extra pada ternak sapi potong di samping makanan pokok yang utama berupa rumput segar dan hijau. Perbandingan pemberian pakan pokok (hijauan) dan konsentrat untuk pakan penggemukan sapi adalah antara 30% : 70% atau maksimal 20% : 80% . Waktu pemberian konsentrat yang baik dilakukan sekali setiap hari pada pagi hari sebelum diberi makanan utama berupa rumput. Dri hasil penelitian juga ditemukan bahwa urutan pemberian konsentrat lebih dahulu sebelum makanan utama (hijauan) lebih efektif untuk meningkatkan berat badan karena pemberian konsentrat lebih dahulu bertujuan untuk memberikan energi yang lebih besar kepada mikroba rumen untuk mencerna makanan pokok (rumput, dsb.) Dengan menerapkan cara pakan ternak sapi potong seperti ini, bukan tidak mungkin bobot sapi potong anda akan meningkat dua kali lipat.
NPM: 1211050158
NAMA:LENI ANGGRAENI
KELAS: PO3
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus